Iman adalah Penawar yang Bermanfaat

Imam Ibnul Qayyim mengatakan bahwa makanan yang paling bermanfaat adalah makanan iman, dan obat yang paling bermanfaat adalah al-Qur’an, dan keduanya memiliki makanan dan obat.

Ciri-ciri tanda sehat-nya hati adalah bertamasya ke alam akhirat dan meninggalkan dunia ini, dan dia menetap di sana seolah-olah dia telah menjadi penghuni alam akhirat itu. Dia datang ke dunia ini sebagai orang asing, mengambil keperluan secukupnya, kemudian dia kembali ke negeri asalnya di akhirat, sebagaimana dalam sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Ibnu Umar,

“Jadilah kamu di dunia ini seolah-olah orang asing atau musafir, dan anggaplah dirimu sebagai penghuni kubur”

Syair yang diucapkan oleh Imam Ibnul Qayyim,

Marilah pergi ke Surga Adn

Karena ia adalah tempat tinggalmu termulia, dan di dalamnya terdapat kemah-kemah

Namun kita adalah tawanan musuh

Apakah kamu memandang bahwa kita akan kembali ke negeri kita dan selamat

Ali bin Abi Thalib Rhadiyallahu ‘anhu berkata, ‘Sesungguhnya dunia telah pergi berlalu, dan akhirat telah siap menanti di hadapan, dan keduanya memiliki anak-anak, maka jadilah kalian anak-anak akhirat. Dan janganlah sekali-kali menjadi anak-anak dunia, karena saat ini hanya untuk beramal dan belum ada hisab, sementara esok hari kiamat adalah hisab dan tanpa amal.’

Dan setiap kali hati itu sembuh dari penyakitnya, maka dia akan pergi ke akhirta hingga menjadi salah satu penghuninya. Dan setiap kali hati itu sakit dan menderita penyakit, maka dia akan lebih memilih dunia dan menjadi penghuni setianya sehingga dia pun menjadi salah satu penghuninya yang sejati.”

Tanda hati sehat lainnya adalah bahwa ia selalu mengendalikan pemiliknya sehingga dia kembali kepada Allah Subhaanahu wata’ala, menundukkan diri dan bergantung kepadaNya seperti seorang kekasih yang selalu membutuhkan kekasihnya, di mana tidak ada keselamatan, penyembuhan, kenikmatan dan kesenangan melainkan hanya dengan ridhaNya, dekat denganNya, dan bercengkerama denganNya. Jadi mengingatNya merupakan suplemen makanan baginya. Makanannya adalah cintaNya. Kerinduan kepadaNya adalah kehidupan dan kenikmatannya. Kembali kepadaNya adalah obatnya.

Hati yang sehat adalah hati yang merasakan kebutuhan kepada Allah karena hati itu memiliki kebutuhan yang tidak mungkin dipenuhi melainkan hanya oleh Allah Subhaanahu wata’ala, semuanya akan semrawut bila tidak menuju kepada Allah Subhaanahu wata’ala semata-mata. Dan di sana terdapat penyakit yang tidak dapat disembuhkan oleh apa pun melainkan oleh keikhlasan kepada Allah Subhaanahu wata’ala, beribadah kepadaNya semata-mata. Semua ini selalu mengendalikan pemilik hati itu hingga dia menjadi tenang, dan damai dalam beribadah kepada Allah Subhaanahu wata’ala dan penyembahanNya.

Imam Ibnul Qayyim mengatakan bahwa sesuatu yang paling nikmat di dalam dunia adalah CInta kepada Allah Subhaanahu wata’ala, suka kepadaNya, rindu kepada perjumpaan denganNya, dan merasa nikmat karena berzikir dan taat kepadaNya. Dan tanda-tanda sehatnya hati: yaitu hati itu tidak pernah lelah dari berzikir kepada Allah Subhaanahu wata’ala dan tidak pernah bosan dari pengabdian kepadaNya.

Apabila hati ditimpa oleh sesuatu yang tidak disukainya, maka ia menganggapnya sebagai rahmat dan ujian yang dihadiahkan kepadanya. Dan apabila kenikmatan yang disukainya dicabut darinya, maka ia berkomentar bahwa kenikmatan yang jelek telah dicabut darinya.

Setiap kesenangan dan kesusahan yang ditimpa oleh hati, maka itu merupakan petunjuk untuk menuju kepada Allah Subhaanahu wata’ala dan terbukalah pintu dariNya yang dapat dia gunakan untuk masuk kepadaNya, yang dikatakan dalam sebuah syair Imam Ibnul Qayyim,

Tidak ada satu qadar yang menimpaku baik berupa kesenangan dan kesusahan

Melainkan hal itu merupakan jalan yang menuntunku kepadaMu

Untuk menempuh qadha itu dengan keridhaan sepenuhnya dari diriku

Karena aku menemukanMu dalam musibah sebagai temanku

Berlangganan update artikel terbaru via email: